Powered by Blogger.

Blogger templates

20 fakta unik otak manusia

20 Fakta Unik Tentang Otak Manusia

Otak manusia adalah organ paling kompleks dalam tubuh manusia dan bahkan merupakan ciptaan Tuhan yang paling kompleks di alam semesta. Jelas bahwa segala hal yang diciptakan oleh manusia berasal dari otaknya, sehingga dapat dikatakan bahwa otak manusia adalah fitur paling menakjubkan dalam tubuh manusia.

Otak manusia dengan kompleksitasnya bekerja bagaikan alat penyimpanan yang aman dalam menyimpan kenangan seseorang. Kepribadian dan kesadaran seseorang juga sangat dipengaruhi otak manusia yang mampu memberikan semangat, gerak dan emosi.

Otak manusia merupakan pusat komando untuk sistem saraf pusat dan juga melayani manusia dengan kemampuan fisik dan kognitif. Ini merupakan beberapa saja dari peran penting otak manusia. Namun hal yang paling menakjubkan mengenai otak manusia adalah banyak fakta tidak diketahui banyak orang terkait otak yang sedang berfungsi penuh.

Berikut adalah 20 fakta unik dan menarik tentang otak manusia yang perlu diketahui:

1. Otak memiliki pusat humor. Terkadang, seseorang yang mengalami kerusakan otak pada lobus frontal tidak bisa merespon humor.

2. Anda tidak bisa mendengar percakapan telepon di ruangan bising. Hal ini karena otak tidak dapat membedakan kebisingan latar belakang (background noise) dari suara di telepon.

3. Menguap merupakan cara membangunkan Anda karena dengan menguap udara yang masuk ke dalam paru-paru menjadi lebih banyak, sehingga meningkatkan oksigen ke otak.

4. Otak kita cenderung lebih mampu mengingat lagu-lagu yang menyebalkan.

5. Energi atau daya yang digunakan otak lebih rendah daripada daya lampu pada kulkas. Otak hanya menggunakan daya sebesar 12 watt atau sekitar 17% dari total energi tubuh.

6. Terlalu sering mengalami jet lag dapat merusak daya ingat (memori). Hal ini terjadi karena hormon stres yang dilepaskan selama jet lag dapat merusak lobus temporal dan memori.

7. Berada di ketinggian membuat otak mempersepsikan pandangan visual menjadi aneh. Gangguan oksigen cenderung mengganggu pemrosesan visual dan emosional. Hal ini karena semakin tinggi suatu tempat kadar oksigen akan semakin tipis.

8. Memainkan game dengan adegan menembak musuh secara bersamaan membantu otak untuk multitasking. Menembak beberapa musuh sekaligus akan membagi perhatian Anda, ini berarti Anda harus terus-menerus bereaksi terhadap suatu rangsangan.

9. Anda tidak mungkin merasa geli ketika menggelitik diri sendiri. Ini terjadi karena otak menumpulkan sensasi geli ketika kita melakukannya sendiri.

10. Sinar matahari yang terlalu terang bisa membuat seseorang menjadi bersin. Hal ini terjadi karena serabut saraf yang bersinggungan di otak mengirim sinyal yang berasal dari mata melalui hidung.

11. Berat otak manusia adalah sekitar 1,36 kg.

12. Sekitar 75% otak adalah air.

13. Pertumbuhan otak manusia berhenti pada usia 18 tahun.

14. Otak menggunakan oksigen sebanyak 20% dari total oksigen dalam tubuh.

15. Penelitian menunjukkan bahwa gelombang otak lebih aktif saat bermimpi daripada ketika seseorang terjaga.

16. Stres yang berlebihan bisa mengubah sel-sel otak, struktur otak, dan fungsi otak.

17. Otak dapat hidup selama 4-6 menit tanpa oksigen, dan kemudian akan mulai mati. Bila tidak mendapat suplai oksigen selama 5-10 menit, otak akan mengalami kerusakan permanen.

18. Membaca dengan suara keras dan sering berbicara pada anak ternyata bisa memicu perkembangan otaknya.

19. Otak bayi yang baru lahir akan tumbuh sekitar tiga kali ukuran semula pada tahun pertama.

20. Otak manusia adalah organ tubuh yang paling banyak memiliki lemak. Sekitar 60% otak terdiri atas lemak.

Dari fata-fakta unik di atas tidak diragukan lagi bahwa otak manusia benar-benar merupakan organ tubuh yang luar biasa dan tentunya membutuhkan perawatan maksimal guna menjaga jalannya proses tubuh yang vital.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kucing Bercahaya

Kucing Bercahaya Membantu Penelitian AIDS

Kucing Bercahaya Membantu Penelitian AIDS
TEMPO.CO, Rochester - Percobaan transgenik ini bisa jadi menghasilkan binatang paling lucu sekaligus mulia. Tiga ekor kucing dengan tubuh menghasilkan cahaya dikembangkan peneliti Amerika Serikat sebagai upaya penelitian penyakit AIDS.

Dalam setahun terakhir, Mayo Clinic College of Medicine, Rochester, Minnesota, membiakkan tiga kucing berpendar. Ketiga kucing tersebut--bernama TgCat1, TgCat2 and TgCat3--merupakan hasil modifikasi genetika setelah mendapat suntikan gen bernama protein berpendar hijau (green fluorescent protein, GFP) yang berasal dari ubur-ubur. Protein ini membuat tubuh kucing bercahaya dalam panjang gelombang ultraviolet.

Namun, kucing mungil ini juga mendapat modifikasi genetika lain. Gen TRIMCyp dari kera juga disuntikkan ke dalam sel mereka. Dalam penelitian medis, gen TRIMCyp ini bertugas melindungi resus makaka dari infeksi feline immunodeficiency virus (FIV), yaitu sejenis virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh kucing, sebagaimana HIV pada manusia.

Kombinasi gen unik ini diharapkan bisa memberikan perlindungan terhadap kucing dari serangan FIV. Jika penelitian ini berhasil, pengembangan gen kebal serupa bisa dilanjutkan pada manusia.

"Percobaan ini menunjukkan gen kebal berkembang di berbagai jaringan seperti getah bening, timus, dan limpa," ujar peneliti dari Clinic College of Medicine, Rochester, Eric Poeschla. "Tahap ini sangat penting mengingat jaringan inilah yang diserang HIV pada manusia."

Modifikasi genetika pada tiga kucing ini bukan yang pertama dilakukan peneliti. Pada tahun 2001, seekor kucing hasil kloning lahir dari 200 embrio yang dikembangkan. Namun, teknik 10 tahun lalu ini dianggap tidak efisien dan terlalu rumit. Karenanya, percobaan Poeschla ini menerapkan teknik baru, yaitu menempelkan gen tertentu pada lentivirus yang kemudian menyerang sel telur. Sel telur ini kemudian dibuahi dan diletakkan di rahim induk.

Selama percobaan, 22 implan berhasil masuk ke dalam sel telur. Dari jumlah ini, terdapat 12 janin yang berkembang baik yang kemudian menghasilkan tiga bayi sehat. Hanya 1 dari 12 sel telur yang gagal menyerap gen GFP dan TRIMCyp. Hal ini menunjukkan tingginya efisiensi teknik ini.

Bahkan, seekor kucing jantan bernama TgCat1 sudah kawin dengan 3 kucing betina normal. Dari perkawinan ini dihasilkan 8 anak kucing sehat yang juga membawa gen kebal ini. Artinya, gen ini bisa diwariskan.

Peneliti independen dari Aaron Diamond AIDS Research Center di New York City, Theodora Hatziioannou, menyambut positif hasil penelitian ini. Namun, ia menilai penelitian lebih baik dilakukan kepada monyet karena memiliki jenis virus penyerang kekebalan yang mirip dengan manusia. "Jadi, hasilnya akan lebih pasti ketimbang dilakukan menggunakan FIV pada kucing," kata dia.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Primata Terkecil di Dunia

Tarsius Tumpara, Endemik Pulau Siau

Tarsius tumpara, atau Tarsius siauKategori Flora & FaunaUtama



Tarsius Siau atau Tarsius tumpara adalah salah satu spesies dari Genus Tarsius, yang hanya bisa ditemui di Pulau SiauSulawesi UtaraTarsius tumpara merupakan sebuah primata endemik Sulawesi, yang keberadaannya sudah sangat jarang karena kepunahan. Saat ini, Tarsius tumpara masuk kedalam daftar 25 hewan yang terancam punah, yang dilindungi oleh PBB dan badan konservasi dunia.

Diambang Kepunahan

Famili Tarsiidae sudah ada sejak 45 juta tahun yang lalu. Sedangkan Genus Tarsius sudah diketahui sejak tahun 1897, dan tersebar di seluruh penjuru dunia dengan spesies yang bermacam-macam. Mulai dari Afrika, Amerika, hingga Asia, menurut kondisi alam masing-masing wilayah.  Namun sejak abad 20, Tarsier yang merupakan satu-satunya dari Famili Tarsiidae hanya bertahan di daratan Asia, terutama Asia Tenggara.
Di Indonesia Famili Tarsiidae tersebar di beberapa daratan, terutama daratan di wilayah Wallacea. Seperti Sumatera Selatan, Kalimantan, dan Sulawesi. Genus Tarsius sendiri hanya tersebar di sekitar Pulau Sulawesi (Klasifikasi menurut Groves dan Shekelle, 2010), termasuk Tarsius tumpara. Sedangkan di pulau-pulau lainnya dan di Filipina tersebar genus lain.
Tarsius Tumpara dari Pulau Siau,SulawesiTarsius tumpara tercatat ditemukan pertama kali tahun 2002, lewat penelitian oleh Museum Zoologi Bogor. Hewan ini merupakan jenis baru yang ditemukan dari Genus Tarsius.  Namun semenjak penemuannya, International Union for Conservation of Nature (IUCN) menempatkan Tarsius tumpara ke dalam daftar merah (Red List) dengan status Critically Endangered. Red List adalah daftar Flora dan Fauna yang terancam punah dan dilindungi dari seluruh dunia. Ada 3 kategori dalam Red List, dan Critically Endangered (sangat terancam punah) adalah kategori yang paling memprihatinkan.
Tarsius tumpara bahkan tidak di temukan di pulau lain kecuali di Pulai Siau dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Tercatat tahun 2009 populasi Tarsius tumpara hanya mencapai sekitar 1.300 ekor, dan terus berkurang drastis. Hal ini dikarenakan habitat aslinya yang juga sudah mulai banyak berubah. Sementara bila diletakkan di habitat lain atau di penangkaran, Tarsius tumpara tidak bisa bertahan lama.

Sang Pelompat

Pulau Siau merupakan salah satu pulau dalam gugusan Pulau Sangihe yang terletak di sebelah Utara ujung Pulau Sulawesi. Pulau Siau termasuk dalam wilayah Provinsi Sulawesi Utara. Sekitar 150 Km sebelah Timur Laut dari Kota Manado. Pulau ini merupakan satu-satunya habitat asli dari Tarsius tumpara.
Tarsius tumpara, hidup di pohonDi alam bebas, Tarsius tumpara adalah hewan pemanjat. Mayoritas hidupnya dihabiskan di atas pohon. Ukuran tubuhnya memang kecil sekitar 10-15 Cm, terhitung hanya kepala dan badan. Akan tetapi, kaki belakang Tarsius tumpara sangat panjang, yaitu dua kali ukuran tubuhnya. Kaki inilah yang membantu Tarsius tumpara dalam menangkap mangsanya. Jari-jarinya membesar di bagian ujung, dengan kulit bagian dalam yang unik. Sehingga Tarsius tumpara bisa menempel di permukaan selicin apapun. Tarsius tumpara juga memiliki ekor yang cukup panjang, sekitar 20 Cm. Matanya yang besar membantunya untuk melihat pada malam hari. Selain itu, kepala Tarsius tumpara juga bisa berputar 180°, seperti Burung Hantu.
Tarsius tumpara merupakan hewan insektivora, yang berarti memangsa serangga (insect) sebagai makanannya. Selain itu, Tarsius tumpara juga memangsa hewan vertebrata yang kecil, seperti burung kecil, kadal, ular, dan kelelawar. Tarsius tumpara menangkap mangsanya dengan cara melompat. Dalam hal inilah kaki Tarsius tumpara berperan maksimal. Untuk hewan-hewan tertentu seperti serangga, burung, dan kelelawar, Tarsius tumpara bisa menangkap hewan-hewan tersebut dengan lompatan vertikal. Bahkan, Tarsius ini bisa menangkap burung yang sedang terbang. Lompatan Tarsius dewasa bisa mencapai ketinggian sekitar 3 meter. Tarsius tumpara juga sering berpindah-pindah dengan cara melompat dari pohon ke pohon.
Tarsius tumpara, hewan nocturnal bermata besarTarsius tumpara bersarang di pepohonan secara berkelompok. Sarangnya berupa rongga yang ada di pohon-pohon. Tarsius tumpara lebih sering berada di atas pohon, termasuk tidur dan mencari makanan. Hewan ini juga merupakan mahkluk nocturnal, atau hewan yang beraktifitas pada malam hari. Sedangkan waktu siang hari lebih banyak digunakan untuk tidur.
Tarsius tumpara juga merupakan hewan mamalia, hewan yang menyusui anaknya. Masa kehamilannya berlangsung sekitar 6 bulan. Uniknya, bayi Tarsius tumpara lahir dengan mata yang sudah terbuka dan sudah berbulu. Sehari setelah lahir, Tarsius tumpara muda sudah mampu memanjat pohon dan melompat. Wah, benar-benar pelompat ulung.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS